Siapa sangka, meski punya tiga anak yang hafidzh pada usia balita, Dr. Kamil Labudi dan istrinya Raisya ternyata awalnya tidak berniat mempunyai anak-anak yang hafidzh. Orangtuanyalah yang ingin menjadihafidzh. “Sebagai seorang dosen, saya sering diminta memberikan khutbah Jumat, sehingga saya merasa perlu hapal beberapa bagian dari Alquran,” tutur Kamil saat diwawancarai Salman Media, Jumat (08/02) siang.
Awalnya, menurut Kamil ia hanya berniat menghapal tujuh juz Alquran saja. Ketika menikah dengan istrinya Rasya, dan hijrah ke Jeddah, mereka berdua sepakat menghapalkan seluruh Alquran. Sayangnya, ketika mengandung Tabarak (putranya yang pertama), Rasya yang baru hapal tiga juz berhenti karena lelah. Namun, suaminya terus melanjutkan hapalan hingga selesai sebelum Tabarak lahir. Istrinya sendiri baru menyusul menjadi hafizh bersamaan dengan Tabarak, pada usia 4,5 tahun.
Sampai Tabarak lahir, suami-istri Labudi belum terpikir menjadikan anaknya sebagai hafizh. Ketika berumur 2,5 tahun, Tabarak dibawa ke pesta ulang tahun seorang temannya. “Seperti biasa, di sana ada kue ulang tahun, lilin dan anak-anak menyanyikan lagu ‘Happy birthday to you’. Tapi Tabarak tidak ikut menyanyi walaupun diajak,” tutur Kamil. Ketika Tabarak 6 bulan kemudian berulang tahun, ibunya hanya membuatkan kue ulang tahun kecil dengan lilin, namun tanpa pesta sama sekali. Melihat kue itu, tutur Kamil, sontak Tabarak bernyanyi sendiri, “Happy birthday to you… Happy birthday to you…”. Padahal tidak pernah ada lagi yang menyanyikan lagu itu sejak 6 bulan yang lalu.
Karena peristiwa itu, Kamil dan istrinya yakin bahwa putranya memiliki daya ingat yang kuat. Sejak itulah, mereka mulai terpikir untuk mengajari putranya menghafal Alquran. Mereka memulai dengan mendiktekan Surat An-Naba dalam Juz ‘Amma. Kamil dan istrinya juga memperdengarkan rekaman-rekaman murattal Juz ‘Amma kepada Tabarak. Hasilnya, dalam 4 bulan Tabarak telah hapal seluruh Juz ‘Amma. Kemampuan Tabarak terus dibina. Sampai akhirnya pada usia 4,5 tahun, tepat pada Ramadan 1428 H, ia berhasil menghapalkan 30 juz Alquran secara sempurna.
Keberhasilan Tabarak kemudian diikuti oleh adiknya Yazeed Tamamuddin, yang juga berhasil menghapalkan seluruh Alquran pada usia 4,5 tahun. Bahkan Tabarak selalu mengajak adiknya yang berusia 2 tahun di bawahnya itu, untuk ikut menghapalkan Alquran. Pencapaian yang sama juga diraih putri bungsu Kamil dan Rasya, yaitu Zeenah.Yang menakjubkan pula, selain hapal Quran, putra dan putri Kamil telah sanggup membaca buku dan koran sebelum berusia 5 tahun.
Kini Dr. Kamil Labudi bahkan telah menjalankan program yang ia beri nama “Proyek Tabarak untuk Tahfizh Alquranul Karim” (Masyru’ Tabarak li Tahfizhil Qur’anil Karim). Proyek ini berbentuk halaqah-halaqah bagi anak berusia tidak lebih dari 4 tahun, yang telah hapal Sural Al-Kafirun hingga An-Naas. Tujuannya adalah membantu anak-anak belia untuk menghapalkan Quran secara sempurna lengkap dengan tajwidnya. Semoga dapat lahir Tabarak dan Yazeed baru dari program ini. [Tr]
*disarikan dari wawancara dengan Dr. Kamil Labudi dan buku “Balita pun Hafal Alquran” karya Salafuddin Abu Sayyid, terbitan Tinta Medina, Solo
Posting Komentar